Selamat Datang di Blog PINK UNYUS ku :) Semoga Bermanfaat

Bagaimana sikap siswa-siswi SMA Negeri 3 terhadap guru ?

Kamis, 25 Juli 2013

Cerpen :)


Gara-Gara Facebook

            “Suntuk!!!!! Selalu saja seperti ini”. Teriakku pada guling yang sempat aku banting-banting tak karuan.
            Liburan. Hari yang di idamkan banyak orang telah tiba. Tapi tak ubah nya membuat ku jingkak-jingkrak menyambut kedatangan nya. Karena kedatangan nya membuat ku sungguh merasa terasingkan, seperti hidup di pedalaman. Hanya keluarga yang bisa ku lihat. Tidak seperti orang lain dapat melihat apa yang jarang mereka lihat.
            “Ahaa facebook!!” senyum ku, lompatanku mengiringi gerakan spontan dari tanganku. Ku raih laptop yang sempat tak kulirik sama sekali. Buru-buru aku menyalakan laptop dan segera ku buka akun facebook ku.
            Setelah beberapa kaii membaca status-status teman ku di facebook yang tidak begitu aku kenal, aku mulai bosan. Ternyata teman-teman dekat ku tidak ada yang sedang online. “Arrrgh sebal ! Pasti teman-teman sekarang lagi pada liburan!”. Teriak ku dengan kesal. Tiba-tiba saja tuiing. Tanda ada pesan masuk di facebook. Radit.
Ternyata pesan tersebut dari Radit. “Hi,” sapa nya di facebook.
Dari pada aku tidak ada teman, apa salah nya kalo membalas pesan Radit.
“Hi juga” balas ku. Tak lama kemudian, masuk lagi 1 pesan darinya.
“Siapa?” tanya sih Radit.
“Namaku Velicia dari SMA Negeri 5 Mojokerto” balasku.
“Kok aku nggak pernah tau kamu ya?” jawab dia.
“Kamu Radit kan? Anak X-5 kan?” tebak ku.
“Loh iya. Kok kamu tahu? Padahal aku nggak tahu kamu loh” balas dia dengan sangat penasaran.
“Asyik juga ini online sama Radit, daripada nggak ngapa-ngapain dan nggak ada temannya” pikirku.
“Aku juga nggak tahu kamu sih, cuma sering denger temen ku cerita tentang anak X-5. Dan salah satunya ada nama mu juga.” Jelas ku panjang lebar.
“Emang siapa nama teman kamu? tanya Radit.
“Namanya Septi. Teman kamu juga kan dia ?” tanyaku.
“Oalah, kamu teman nya Septi? Iya , aku teman nya Septi juga. Rumah kamu dimana?” tanya Radit.
“Rumahku di Jln.Kenanga Nmr.26 komplek A” terangku.
            Ternyata Radit sudah offline.  Pantas saja dari tadi aku tunggu balasan nya kok nggak muncul-muncul. Akhirnya aku log out juga facebook ku dan ku matikan laptop ku.
“Enak nya sekarang ngapain ya?” gumam ku dalam hati. Segera ku raih handphone ku, dan ku tulis nama Septi di layar touch screen ku.
“Halo, ada apa Vel?” sahut Septi dengan agak malas.
“Septi, aku tadi di chat loh sama Radit!” seruku sangat bersemangat.
”Radit? Radit siapa?” tanya Septi dengan penasaran.
“Radit teman kamu X-5. Masa’ kamu lupa?” jawab ku.
“Hah? Yang benar kamu? Ciyeeee” ledek dengan semangat Septi.
“Iiih apa’an sih kamu pake’ ciyee ciyee segala” sahut ku tak kalah semangat.
“Kamu ada dirumah nggak? Aku mau main ke rumah kamu! Nanti kamu cerita ke aku ya gimana ceritanya tadi kamu di chat sama si Radit. Oke? Bye” sahut Septi tanpa berhenti, dan langsung dia matikan telfon ku.
“Kebiasaan deh ini anak, matiin telfon se-enak nya sendiri” gumam ku .
            Tak lama kemudian Septi sudah tiba dirumah ku. “Veli, ada Septi tuh di ruang tamu” suara mama memanggilku.
“Iya maa, sebentar” jawab ku dari dalam kamar.
“Hei, gimana tadi ceritanya?” teriak Septi ketika aku baru keluar dari kamar.
“Ya nggak gimana-gimana” jawab ku dengan santai.
“Kok gitu sih? Cerita kamu di chat sama Radit itu gimana sayang? rayu si Septi.
“Jadi gini, tadi waktu aku buka facebook dia kirim pesan ke aku, yaudah aku balas aja. Lagian aku juga lagi kesepian nggak ada teman.
” Jelas ku panjang lebar. “Ciyee, ceritanya udah ada yang bisa move on nih dari sih cowok Paskibraka kemarin.” Ledek Septi.
“Apa’an sih kamu ini. Orang aku sama sih Radit Cuma kirim-kirim’an pesan di facebook aja. Lagian aku juga nggak tahu Radit itu yang mana.” Sahut ku dengan sewot.
“Iya sekarang cuma kirim-kirim’an pesan di facebook, bentar lagi juga minta nomor handphone, lama-lama juga sms’an, ketemuan terus pacaran deh.”Seru Septi dengan sangat bersemangat.
“Iiiih, Septi rese’ banget deh.” Sahut ku dengan kesal, sambil ku lempar bantal di sebelah ku ke muka Septi.
“Hahahhaha, ciyee Velicia lagi bahagia nih.” Sahut Septi sambil ketawa.
“Terus aja ngeledek aku” sahut ku mulai kesal.  
“Iya, iya maaf.” Jawab Septi.
            “Pada ngobrol apa sih ini kok kayak nya seru bnget?” Seru mama dari dapur sambil membawa minuman dan snack.
“Ini nih tante bakalan ada yang mau dapat pacar baru lagi.” Jawab Septi sambil tertawa.
“Iya kah? Siapa sayang? Kok enggak di kenalin ke mama sih?” tanya mama padaku. Aku hanya memasang wajah cemberut karena ulah Septi.
“Apa’an sih ma? Siapa juga yang mau pacaran?” jawabku dengan asal sambil memalingkan wajah.
“Nggak papa kok sayang, mama malah senang kalau ada yang jagain kamu di sekolah. Jadi mama nggak khawatir lagi.” Tutur mama lembut sambil membelai rambut panjangku.
“Emangnya aku ini anak kecil ma ke sekolah pakai di jagain segala? Aku ini udah SMA. Mama nggak usah khawatirin aku lagi. Veli bisa jaga diri sendiri kok ma.” jawab ku dengan santai.
“Septi, emang siapa sih yang lagi kalian obrolin tadi?” tanya mama pada Septi.
“Oh itu tante. Namanya Radit. Dia satu kelas sama Septi. Anaknya baik banget tante.” Jelas Septi.
“Oh jadi dia teman kamu Septi?”mama terus bertanya pada Septi.
 “Iya tante, dia teman Septi satu kelas.” Terang Septi.
 “Ayo di minum Septi juice nya.” Seru mama.
“Iya tante, terima kasih.”
“Septi, kamu besok ada acara nggak?” tanyaku.
“Kayaknya sih nggak ada Vel. Emang kenapa?” jawab Septi.
 “Keluar yuk. Jam 9 aku tunggu dirumah ya!” ajak ku.
“Emang mau keluar kemana sayang?” tanya mama. “Mama pengen tau aja sih.” Jawab ku. “Oke Vel, sampai ketemu besok ya! Aku mau pulang dulu. Tante, Septi pamit pulang dulu ya. Selamat malam.” Pamit Septi. “Iya septi, hati-hati ya.” Jawab mama. “Udah cepat tidur sana sayang. Udah malam.” Perintah mama. “Oke mama, dada mama.” Jawabku sambil berlari menaiki tangga menuju kamar.
            Pagi yang cerah sekali. Suara burung-burung bernyanyi meramaikan keindahan pagi hari ini. Mentari memancarkan sinar nya, menambah kesempurnaan pagi hari ini. Aku segera bangun dari keranjang empuk ku. Menatap keluar jendela, dan segera bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci muka ku. Setelah itu aku menuruni beberapa anak tangga menghampiri kedua orang tuaku yang sedang menikmati sarapan nya.
“Pagi mama, pagi papa.” Sapaku pada mereka.
“Pagi sayang, ayo cepat kesini. Kamu sarapan dulu!” seru mama. Aku pun segera duduk di sebelah mama.
“Mama, Veli nanti mau keluar sama Septi jam 9 ya mama.” Izin ku kepada mama.
“Mau kemana Vel? Kamu itu liburan nggak bantuin mama dirumah kok malah keluar aja krjaan nya tiap hari.” Suara papa memotong pembicaraan ku pada mama.
“Salah sendiri, setiap kali liburan Veli nggak pernah diajak kemana-mana. Selalu aja dirumah. Nggak seperti teman-teman yang lain.” Jawab ku dengan sewot.
“Emang kamu mau keluar kemana Veli?” tanya mama dengan lembut.
“Mau cari novel mama.” Jawabku singkat.
“Iya, mama izinin kamu keluar dengan Septi. Tapi pulangnya jangan siang-siang  ya sayang.” jawab mama.
“Oke mama. Makasih ya ma!” seruku dengan semangat.
“Veli mandi dulu ya mama.” Pamit ku pada mama sambil berlari meneiki tangga.
            Setelah kami berdua capek mengelilingi toko buku, kami memutuskan untuk beristirahat dan membeli makanan untuk perut kami yang sudah bernyanyi meminta agar mereka segera di isi. Setela memesan makanan dan minuman aku pun segera membuka akun facebook ku melihat apakah Radit mengirimi ku pesan lagi. Ternyata benar dugaan ku! Dia sdang online dan ada 1 pesan darinya!
“Jln.Kenanga Nmr.26 komplek A itu dimana Veli?” isi pesan dari Radit.
“Masa’ kamu nggak tahu sih?” balasku sambil tersenyum sendiri.
“Kamu kenapa Vel? Kok senyum-senyum sendiri?” tanya Septi padaku. Aku tersentak kaget sekali. Ternyata Septi menyadari kalau aku tadi sempat senyum-senyum sendiri. Pasti pipiku ini sudah sangat memerah karena malu.
“Nggak papa kok sep.” Ujarku berbohong pada Septi.
“Oh iya Septi, Radit itu anak nya yang mana sih? Kok aku nggak pernah tahu?” tanyaku pada Septi yang sedang sibuk menarikan jari-jari nya pada keypad handphone.
“Yang biasanya kalo kemana-mana sama Vian. Kamu tahu Vian nggak?” terang Septi padaku.
“Kalau Vian aku tahu Sep. Tapi kalo yang Radit aku kok nggak pernah tahu ya?” jawab ku pada Septi.
“Nanti kalau sudah masuk sekolah kamu juga tahu sendiri Radit itu yang mana.” Jawab Septi dengan santai.
            Tak lama kemudian, tuiing suara dari laptop ku tanda ada 1 pesan masuk di facebook.
“Aku boleh minta nomor handphone kamu nggak?” pesan dari Radit. Segera ku balas pesan dari Radit.
“Untuk apa?
 “Ya agar kita bisa berteman lebih dekat lagi.” Balas Radit.
“Oke deh.” Balas ku pada Radit sambil ku tuliskan nomor handphone ku.
“Makasih ya!’ balas Radit. “Sama-sama J”.
“Septi, Radit minta nomor handphone ku.” Seruku kepada Septi yang sedang menikmati spagheti nya.
“Hah? Yang benar?” tanya Septi.
“Iya benaran ngapain juga aku bohong?” jawabku santai.
“Tuh kan benar apa kata ku. Nggak lama lagi dia pasti minta nomor handphone kamu. Nah sekarang jadi kenyataan kan omongan ku? Pasti sebentar lagi kalian pacaran! Hahahaha” Septi terus ngomong tanpa berhanti.
“Udah stop nggak usah di lanjutkan lagi! Cepat habisin sana makanan kamu. Terus kita pulang.” Jawabku judes.
            Setelah perut terasa penuh, aku dan Septi memutuskan untuk pulang. Sesampainya dirumah, aku langsung mencuci muka dan meletak kan tubuh ku diatas kasur empuk kesayangan ku. Beru juga aku ingin memulai tidur ku, tiba-tiba saja handphone ku bergetar. 1 sms masuk, tak tahu dari siapa karena nomor nya belum ada dalam daftar phonebook ku. Dengan malas aku pun membuka nya.
“Hai, aku Radit.” Isi pesan itu.
“WOW,” aku langsung bangun dari tempat tidur ku.
“Iyaa, J” balasan sms ku untuk nya.
“Sedang apa? Aku ganggu ya?” sms Radit.
“Lagi mau tidur aja. Nggak ganggu kok. Santai aja J” balas ku dengan cepat. Dan, bla bla bla bla, sampai akhirnya aku tertidur di atas kasur empuk ku.
            Ketika aku bangun dari tidur nyenyak ku, aku tersadar kalau tadi aku sedang sms dengan si Radit , akhirnya aku langsung membalas sms dari dia.
“Maaf ya, aku ketiduran. Maaf banget.” Ku kirim dengan segera sms ke Radit. Lama aku menunggu balasan dari dia , akupun gelisah , aku takut dia marah.
Tak lama kemudian dia membalas smsku dan aku merasa senang. Tak pernah aku bayangkan betapa senangnya diriku ketika Radit membalas sms dariku.  
“Maaf, aku tadi juga ketiduran, kecapek’an habis bantu orang tua bersih-bersih rumah.” Balasan sms dari dia.
“Iya tidak apa-apa, namanya juga capek.” Balasan sms ku untuk nya.
Sms demi sms pun menemani liburan ku kali ini. Rasa bosan pun perlahan hilang, karena setiap hari ada Radit yang menemaniku. Aku merasa nyaman dekat dengan nya. Lalu, aku dan Radit memutuskan untuk bertemu besok hari Selasa jam 10:00 WIB di tempat biasa dia bermain futsal.
Satu bulan kemudian ......
            Hari Sabtu pun telah tiba, hari yang ditunggu-tunggu oleh para remaja. Dan aku pun menunggu datangnya hari itu, sekaligus menunggu kedatangan nya ke rumahku. Sesampainya dia di rumahku , dia pun mengungkapkan semua perasaannya yang selama ini dia pendam. Dia berkata kepada ku bahwa dia menyayangiku, dan aku pun mempunyai perasaan yang sama dengan dia . Pada hari itu juga Radit  menyatakan cintanya kepadaku, aku pun  kaget mendengarnya aku tidak menyangka bahwa dia mencintai aku. Aku pun menerima cintanya Radit dengan sepenuh hati. Dan akhirnya aku VELICIA dan RADIT menjalin hubungan spesial . Aku pun bahagia bersamanya. Hari-hari ku menjadi lebih berwarna semenjak ada dia yang selalu menemaniku.
            Thank’s facebook J

            TAMAT .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar