Gara-Gara Facebook
“Suntuk!!!!! Selalu
saja seperti ini”. Teriakku pada guling yang sempat aku banting-banting tak
karuan.
Liburan. Hari yang di idamkan banyak orang telah tiba.
Tapi tak ubah nya membuat ku jingkak-jingkrak menyambut kedatangan nya. Karena
kedatangan nya membuat ku sungguh merasa terasingkan, seperti hidup di
pedalaman. Hanya keluarga yang bisa ku lihat. Tidak seperti orang lain dapat
melihat apa yang jarang mereka lihat.
“Ahaa facebook!!” senyum ku, lompatanku mengiringi
gerakan spontan dari tanganku. Ku raih laptop yang sempat tak kulirik sama
sekali. Buru-buru aku menyalakan laptop dan segera ku buka akun facebook ku.
Setelah beberapa kaii membaca status-status teman ku di
facebook yang tidak begitu aku kenal, aku mulai bosan. Ternyata teman-teman
dekat ku tidak ada yang sedang online. “Arrrgh sebal ! Pasti teman-teman
sekarang lagi pada liburan!”. Teriak ku dengan kesal. Tiba-tiba saja tuiing.
Tanda ada pesan masuk di facebook. Radit.
Ternyata
pesan tersebut dari Radit. “Hi,” sapa nya di facebook.
Dari
pada aku tidak ada teman, apa salah nya kalo membalas pesan Radit.
“Hi
juga” balas ku. Tak lama kemudian, masuk lagi 1 pesan darinya.
“Siapa?”
tanya sih Radit.
“Namaku
Velicia dari SMA Negeri 5 Mojokerto” balasku.
“Kok
aku nggak pernah tau kamu ya?” jawab dia.
“Kamu
Radit kan? Anak X-5 kan?” tebak ku.
“Loh
iya. Kok kamu tahu? Padahal aku nggak tahu kamu loh” balas dia dengan sangat
penasaran.
“Asyik
juga ini online sama Radit, daripada nggak ngapa-ngapain dan nggak ada
temannya” pikirku.
“Aku
juga nggak tahu kamu sih, cuma sering denger temen ku cerita tentang anak X-5.
Dan salah satunya ada nama mu juga.” Jelas ku panjang lebar.
“Emang
siapa nama teman kamu? tanya Radit.
“Namanya
Septi. Teman kamu juga kan dia ?” tanyaku.
“Oalah,
kamu teman nya Septi? Iya , aku teman nya Septi juga. Rumah kamu dimana?” tanya
Radit.
“Rumahku
di Jln.Kenanga Nmr.26 komplek A” terangku.
Ternyata Radit sudah offline. Pantas saja dari tadi aku tunggu balasan nya
kok nggak muncul-muncul. Akhirnya aku log out juga facebook ku dan ku matikan
laptop ku.
“Enak
nya sekarang ngapain ya?” gumam ku dalam hati. Segera ku raih handphone ku, dan
ku tulis nama Septi di layar touch screen ku.
“Halo,
ada apa Vel?” sahut Septi dengan agak malas.
“Septi,
aku tadi di chat loh sama Radit!” seruku sangat bersemangat.
”Radit?
Radit siapa?” tanya Septi dengan penasaran.
“Radit
teman kamu X-5. Masa’ kamu lupa?” jawab ku.
“Hah?
Yang benar kamu? Ciyeeee” ledek dengan semangat Septi.
“Iiih
apa’an sih kamu pake’ ciyee ciyee segala” sahut ku tak kalah semangat.
“Kamu
ada dirumah nggak? Aku mau main ke rumah kamu! Nanti kamu cerita ke aku ya
gimana ceritanya tadi kamu di chat sama si Radit. Oke? Bye” sahut Septi tanpa
berhenti, dan langsung dia matikan telfon ku.
“Kebiasaan
deh ini anak, matiin telfon se-enak nya sendiri” gumam ku .
Tak lama kemudian Septi sudah tiba dirumah ku. “Veli, ada
Septi tuh di ruang tamu” suara mama memanggilku.
“Iya
maa, sebentar” jawab ku dari dalam kamar.
“Hei,
gimana tadi ceritanya?” teriak Septi ketika aku baru keluar dari kamar.
“Ya
nggak gimana-gimana” jawab ku dengan santai.
“Kok
gitu sih? Cerita kamu di chat sama Radit itu gimana sayang? rayu si Septi.
“Jadi
gini, tadi waktu aku buka facebook dia kirim pesan ke aku, yaudah aku balas
aja. Lagian aku juga lagi kesepian nggak ada teman.
”
Jelas ku panjang lebar. “Ciyee, ceritanya udah ada yang bisa move on nih dari
sih cowok Paskibraka kemarin.” Ledek Septi.
“Apa’an
sih kamu ini. Orang aku sama sih Radit Cuma kirim-kirim’an pesan di facebook
aja. Lagian aku juga nggak tahu Radit itu yang mana.” Sahut ku dengan sewot.
“Iya
sekarang cuma kirim-kirim’an pesan di facebook, bentar lagi juga minta nomor
handphone, lama-lama juga sms’an, ketemuan terus pacaran deh.”Seru Septi dengan
sangat bersemangat.
“Iiiih,
Septi rese’ banget deh.” Sahut ku dengan kesal, sambil ku lempar bantal di
sebelah ku ke muka Septi.
“Hahahhaha,
ciyee Velicia lagi bahagia nih.” Sahut Septi sambil ketawa.
“Terus
aja ngeledek aku” sahut ku mulai kesal.
“Iya,
iya maaf.” Jawab Septi.
“Pada ngobrol apa sih ini kok kayak nya seru bnget?” Seru
mama dari dapur sambil membawa minuman dan snack.
“Ini
nih tante bakalan ada yang mau dapat pacar baru lagi.” Jawab Septi sambil
tertawa.
“Iya
kah? Siapa sayang? Kok enggak di kenalin ke mama sih?” tanya mama padaku. Aku
hanya memasang wajah cemberut karena ulah Septi.
“Apa’an
sih ma? Siapa juga yang mau pacaran?” jawabku dengan asal sambil memalingkan
wajah.
“Nggak
papa kok sayang, mama malah senang kalau ada yang jagain kamu di sekolah. Jadi
mama nggak khawatir lagi.” Tutur mama lembut sambil membelai rambut panjangku.
“Emangnya
aku ini anak kecil ma ke sekolah pakai di jagain segala? Aku ini udah SMA. Mama
nggak usah khawatirin aku lagi. Veli bisa jaga diri sendiri kok ma.” jawab ku
dengan santai.
“Septi,
emang siapa sih yang lagi kalian obrolin tadi?” tanya mama pada Septi.
“Oh
itu tante. Namanya Radit. Dia satu kelas sama Septi. Anaknya baik banget
tante.” Jelas Septi.
“Oh
jadi dia teman kamu Septi?”mama terus bertanya pada Septi.
“Iya tante, dia teman Septi satu kelas.”
Terang Septi.
“Ayo di minum Septi juice nya.” Seru mama.
“Iya
tante, terima kasih.”
“Septi,
kamu besok ada acara nggak?” tanyaku.
“Kayaknya
sih nggak ada Vel. Emang kenapa?” jawab Septi.
“Keluar yuk. Jam 9 aku tunggu dirumah ya!”
ajak ku.
“Emang
mau keluar kemana sayang?” tanya mama. “Mama pengen tau aja sih.” Jawab ku.
“Oke Vel, sampai ketemu besok ya! Aku mau pulang dulu. Tante, Septi pamit
pulang dulu ya. Selamat malam.” Pamit Septi. “Iya septi, hati-hati ya.” Jawab
mama. “Udah cepat tidur sana sayang. Udah malam.” Perintah mama. “Oke mama,
dada mama.” Jawabku sambil berlari menaiki tangga menuju kamar.
Pagi yang cerah sekali. Suara burung-burung bernyanyi
meramaikan keindahan pagi hari ini. Mentari memancarkan sinar nya, menambah
kesempurnaan pagi hari ini. Aku segera bangun dari keranjang empuk ku. Menatap
keluar jendela, dan segera bangkit menuju kamar mandi untuk mencuci muka ku.
Setelah itu aku menuruni beberapa anak tangga menghampiri kedua orang tuaku
yang sedang menikmati sarapan nya.
“Pagi
mama, pagi papa.” Sapaku pada mereka.
“Pagi
sayang, ayo cepat kesini. Kamu sarapan dulu!” seru mama. Aku pun segera duduk
di sebelah mama.
“Mama,
Veli nanti mau keluar sama Septi jam 9 ya mama.” Izin ku kepada mama.
“Mau
kemana Vel? Kamu itu liburan nggak bantuin mama dirumah kok malah keluar aja
krjaan nya tiap hari.” Suara papa memotong pembicaraan ku pada mama.
“Salah
sendiri, setiap kali liburan Veli nggak pernah diajak kemana-mana. Selalu aja
dirumah. Nggak seperti teman-teman yang lain.” Jawab ku dengan sewot.
“Emang
kamu mau keluar kemana Veli?” tanya mama dengan lembut.
“Mau
cari novel mama.” Jawabku singkat.
“Iya,
mama izinin kamu keluar dengan Septi. Tapi pulangnya jangan siang-siang ya sayang.” jawab mama.
“Oke
mama. Makasih ya ma!” seruku dengan semangat.
“Veli
mandi dulu ya mama.” Pamit ku pada mama sambil berlari meneiki tangga.
Setelah kami berdua capek mengelilingi toko buku, kami
memutuskan untuk beristirahat dan membeli makanan untuk perut kami yang sudah
bernyanyi meminta agar mereka segera di isi. Setela memesan makanan dan minuman
aku pun segera membuka akun facebook ku melihat apakah Radit mengirimi ku pesan
lagi. Ternyata benar dugaan ku! Dia sdang online dan ada 1 pesan darinya!
“Jln.Kenanga
Nmr.26 komplek A itu dimana Veli?” isi pesan dari Radit.
“Masa’
kamu nggak tahu sih?” balasku sambil tersenyum sendiri.
“Kamu
kenapa Vel? Kok senyum-senyum sendiri?” tanya Septi padaku. Aku tersentak kaget
sekali. Ternyata Septi menyadari kalau aku tadi sempat senyum-senyum sendiri.
Pasti pipiku ini sudah sangat memerah karena malu.
“Nggak
papa kok sep.” Ujarku berbohong pada Septi.
“Oh
iya Septi, Radit itu anak nya yang mana sih? Kok aku nggak pernah tahu?”
tanyaku pada Septi yang sedang sibuk menarikan jari-jari nya pada keypad
handphone.
“Yang
biasanya kalo kemana-mana sama Vian. Kamu tahu Vian nggak?” terang Septi
padaku.
“Kalau
Vian aku tahu Sep. Tapi kalo yang Radit aku kok nggak pernah tahu ya?” jawab ku
pada Septi.
“Nanti
kalau sudah masuk sekolah kamu juga tahu sendiri Radit itu yang mana.” Jawab
Septi dengan santai.
Tak lama kemudian, tuiing suara dari laptop ku tanda ada
1 pesan masuk di facebook.
“Aku
boleh minta nomor handphone kamu nggak?” pesan dari Radit. Segera ku balas
pesan dari Radit.
“Untuk
apa?
“Ya agar kita bisa berteman lebih dekat lagi.”
Balas Radit.
“Oke
deh.” Balas ku pada Radit sambil ku tuliskan nomor handphone ku.
“Makasih
ya!’ balas Radit. “Sama-sama J”.
“Septi,
Radit minta nomor handphone ku.” Seruku kepada Septi yang sedang menikmati
spagheti nya.
“Hah?
Yang benar?” tanya Septi.
“Iya
benaran ngapain juga aku bohong?” jawabku santai.
“Tuh
kan benar apa kata ku. Nggak lama lagi dia pasti minta nomor handphone kamu.
Nah sekarang jadi kenyataan kan omongan ku? Pasti sebentar lagi kalian pacaran!
Hahahaha” Septi terus ngomong tanpa berhanti.
“Udah
stop nggak usah di lanjutkan lagi! Cepat habisin sana makanan kamu. Terus kita
pulang.” Jawabku judes.
Setelah perut terasa penuh, aku dan Septi memutuskan
untuk pulang. Sesampainya dirumah, aku langsung mencuci muka dan meletak kan
tubuh ku diatas kasur empuk kesayangan ku. Beru juga aku ingin memulai tidur
ku, tiba-tiba saja handphone ku bergetar. 1 sms masuk, tak tahu dari siapa
karena nomor nya belum ada dalam daftar phonebook ku. Dengan malas aku pun
membuka nya.
“Hai,
aku Radit.” Isi pesan itu.
“WOW,”
aku langsung bangun dari tempat tidur ku.
“Iyaa,
J”
balasan sms ku untuk nya.
“Sedang
apa? Aku ganggu ya?” sms Radit.
“Lagi
mau tidur aja. Nggak ganggu kok. Santai aja J” balas ku
dengan cepat. Dan, bla bla bla bla, sampai akhirnya aku tertidur di atas kasur
empuk ku.
Ketika aku bangun dari tidur nyenyak ku, aku tersadar
kalau tadi aku sedang sms dengan si Radit , akhirnya aku langsung membalas sms
dari dia.
“Maaf
ya, aku ketiduran. Maaf banget.” Ku kirim dengan segera sms ke Radit. Lama aku menunggu
balasan dari dia , akupun gelisah , aku takut dia marah.
Tak
lama kemudian dia membalas smsku dan aku merasa senang. Tak pernah aku
bayangkan betapa senangnya diriku ketika Radit membalas sms dariku.
“Maaf,
aku tadi juga ketiduran, kecapek’an habis bantu orang tua bersih-bersih rumah.”
Balasan sms dari dia.
“Iya
tidak apa-apa, namanya juga capek.” Balasan sms ku untuk nya.
Sms
demi sms pun menemani liburan ku kali ini. Rasa bosan pun perlahan hilang,
karena setiap hari ada Radit yang menemaniku. Aku merasa nyaman dekat dengan
nya. Lalu, aku dan Radit memutuskan untuk bertemu besok hari Selasa jam 10:00
WIB di tempat biasa dia bermain futsal.
Satu
bulan kemudian ......
Hari Sabtu pun telah tiba, hari yang ditunggu-tunggu oleh
para remaja. Dan aku pun menunggu datangnya hari itu, sekaligus menunggu
kedatangan nya ke rumahku. Sesampainya dia di rumahku , dia pun mengungkapkan
semua perasaannya yang selama ini dia pendam. Dia berkata kepada ku bahwa dia
menyayangiku, dan aku pun mempunyai perasaan yang sama dengan dia . Pada hari
itu juga Radit menyatakan cintanya
kepadaku, aku pun kaget mendengarnya aku
tidak menyangka bahwa dia mencintai aku. Aku pun menerima cintanya Radit dengan
sepenuh hati. Dan akhirnya aku VELICIA dan RADIT menjalin hubungan spesial .
Aku pun bahagia bersamanya. Hari-hari ku menjadi lebih berwarna semenjak ada
dia yang selalu menemaniku.
Thank’s facebook J
TAMAT .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar